Kamis, 07 Juni 2012

Fanfic : Menjenguk Seorang Teman


Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning!
Oneshot. Canon. Timeline terserah, pokoknya sebelum Sasuke Retrieval arc. ;) *digeplak* SasuNaru or NaruSasu friendship. Kemungkinan ada OOC. Awas ada typo(s), dan lain-lain.
Summary:
-CANON-/”Naruto sakit?” Sasuke tak bisa membayangkan penyakit apa yang mampu melumpuhkan Naruto, tapi…/”Sasuke? Mau apa kau kemari?”/”Mau mencekikmu.”/”HAH?”/SasuNaru Friendship/Review and concrit, minnaaa?
Read and enjoy, then!
.
.
.
MENJENGUK SEORANG TEMAN
.
.
.
“Naruto sakit.”
Sasuke berhenti mengunyah. Tangan berisi onigiri-nya menggantung di udara. Dia menatap sang guru yang duduk di hadapannya dengan heran. Meski tak bertanya, matanya mampu menyiratkan rasa ingin tahu yang ada dalam pikirannya, seolah sedang berkata, “Orang seperti Naruto bisa sakit?” atau, “Sakit apa dia?” dan semacamnya.
Mengerti akan maksud hati Sasuke, Kakashi pun menjelaskan. “Aku baru menjenguknya tadi pagi. Dia demam,” tuturnya. “Tengoklah dia, Sasuke.”
Sasuke mendengus. “Heh. Untuk apa? Paling hanya sakit biasa. Sehari-dua hari juga sembuh,” tolaknya apatis. Dia kembali melahap onigiri-nya, mengalihkan pandang keluar kedai makan yang sedang dikunjunginya bersama Kakashi. Tatapannya terpaku pada lalu-lalang orang di jalanan, seolah hal itu sangat menarik perhatiannya–padahal pikirannya berlarian ke hal-hal lain.
Masalahnya, dia tidak mau dibawa ke Rumah Sakit,” kata Kakashi sabar. Dia menutup Icha-Icha Paradise dan menatap sang murid dengan sorot mata penuh pengertian. Dia tahu bahwa membujuk Sasuke tidak semudah yang dia bayangkan. “Kau pasti tahu dia tak akan mau makan apapun selain ramen–dan obat jelas bukan termasuk makanan favoritnya. Jangan lupa bahwa dia tak pernah mau makan sayuran. Apa kaupikir demam itu bisa datang dan pergi begitu saja, hm?”
Sambil mengunyah, Sasuke diam-diam membenarkan apa yang dikatakan Kakashi. Sepanjang yang bisa dia ingat, makanan yang tiap hari dimakan Naruto adalah ramen–kecuali jika ada traktiran makan di Yakiniku Q bersama anggota Tim Sepuluh. Dia tak pernah mendapati Naruto memakan rerumputan–ralat, sayur-sayuran–seperti yang selalu dimakan Sakura tiap kali dia sedang berdiet, atau setidaknya makan buah-buahan sebagai penambah serat dan vitamin seperti yang biasa dia konsumsi. Dia bahkan mulai mengira cita-cita Naruto di masa depan bukanlah menjadi Hokage, melainkan menjadi pemilik pabrik ramen instan terbesar di seluruh jagat shinobi–atau mungkin dua-duanya?
“Kenapa harus aku?” tuntut Sasuke. “Suruh saja Sakura,” katanya memberi opsi lain. Bukan usul yang buruk, memang. Dia dan Kakashi pun tahu, jika Sakura yang meminta–maksudnya, memaksa–maka sekardus obat pun akan diminum oleh Naruto dengan senang hati. Persentase kesembuhannya jika dijenguk Sakura pasti jauh lebih tinggi dibandingkan jika dijenguk olehnya.
“Sekali-kali, kau yang harus melakukannya, Sasuke. Kau tidak sungguh-sungguh tidak peduli pada Naruto, ‘kan?” kata Kakashi. “Lagipula, apa susahnya menjenguk seorang teman?”
Sasuke tertegun. Dia menatap gelas berisi ocha yang ada di tangannya sembari merenung. Kalimat terakhir Kakashi serasa berdengung di telinga, memantul-mantul di rongga kepalanya dan enggan keluar meski dia memaksa.
.
.
Menjenguk seorang teman.
.
.
Entah kenapa dia merasa asing dengan kalimat itu. Danapa dia yang naïf, atau kalimat itu memang terdengar... indah?
“Huh.” Sasuke menghabiskan ocha­-nya dalam beberapa tegukan lalu meletakkan gelasnya diatas meja. Dia menautkan jemari didepan wajah dengan alis berkerut.
“Jangan lupa bawa buah-buahan saat menjenguknya, ya,” ujar Kakashi seraya tersenyum hangat–meski yang terlihat hanya sebelah matanya yang menyipit membentuk bulan sabit. Sasuke merengut, menatap tajam pada sang guru dengan sedikit salah tingkah. Kelihatannya, apa yang dia pikirkan bisa dibaca oleh jounin muda itu. Dan, Kakashi tak pernah gagal dalam membujuk orang–bahkan Sasuke sekalipun.
.
~ MENJENGUK SEORANG TEMAN ~
.
Pukul empat sore, Sasuke berjalan pulang memasuki distrik klan Uchiha. Seperti biasa, sepi menyambutnya. Rumah-rumah tak berpenghuni berjejer di tepian jalan, mengawasi tiap langkah tegas yang dia ambil. Tapi, Sasuke sudah lebih dari terbiasa untuk menghiraukan keheningan yang menyusup.
Setelah sampai di rumahnya, Sasuke segera membersihkan diri. Latihan intensif bersama Kakashi untuk meningkatkan jurus Chidori-nya selama beberapa hari terakhir ini memang cukup menguras cakranya. Dengan handuk yang masih tersampir di kepala, Sasuke merebahkan diri diatas ranjang, menatap langit-langit kamar. Dia memejamkan mata sejenak, dan kata-kata Kakashi di kedai tadi kembali terngiang di kepala.
“Lagipula, apa susahnya menjenguk seorang teman?”
Sasuke melirik ke meja disamping lemari pakaiannya, kearah foto Tim Tujuh yang terpampang dalam bingkai kayu mini. Sepasang obsidian-nya terpaku pada wajah rekan setim bersurai pirang yang memasang wajah masam disana.
Naruto tinggal sendirian di apartemen, dan dia sedang sakit. Tapi, Sasuke yakin Naruto pasti bisa mengurusi hidupnya sendiri, meski selama ini dia tampak kacau dan serampangan. Bukankah selama ini Naruto terbiasa seperti itu? Sama seperti dirinya yang selalu melakukan apapun sendiri setelah hampir seluruh keluarganya tewas. Naruto bukan orang lemah yang semudah itu ditumbangkan oleh penyakit begitu saja. Itulah dasar keyakinannya. Jadi, menjenguk Naruto adalah hal yang sia-sia. Heh, lagipula, apa yang akan dikatakan si dobe itu jika tiba-tiba mendapati rival sepanjang masanya tiba-tiba berdiri di depan pintu apartemennya dan berbaik hati menjenguknya?
Tapi...
“Cih. Dasar suka merepotkan orang.”
Sasuke bangkit berdiri dan keluar dari kamar.
Yah, sesungguhnya tidak masalah juga jika dia menengok keadaan Naruto. Entah kenapa hati kecilnya tak bisa tenang sebelum memastikan apakah si mantan murid Akademi urakan itu baik-baik saja.
.
~ MENJENGUK SEORANG TEMAN ~
.
Ting! Tong!
Satu menit. Dua menit.
Ting! Tong!
Masih tak ada jawaban. Kening Sasuke berkerut. Dia hendak memencet bel lagi–kalau masih belum dibuka juga, sekalian dia akan menggedornya–ketika didengarnya suara serak menyahut dari balik pintu.
“Iya, iyaaa. Sebentaaar!”
Suara langkah mendekat dan beberapa barang jatuh terdengar, diiringi umpatan-umpatan kecil. Sasuke memutar bola matanya. Dia bisa membayangkan apa yang terjadi dibalik pintu ini.
Cklek!
“Siapaaaa?”
Sosok pemuda berusia tiga belas tahun membuka pintu dengan malas. Rambut pirangnya awut-awutan, dengan celana pendek biru dan kaus putih polos yang melekat pada tubuhnya. Begitu melihat siapa tamu yang bertandang ke apartemennya malam-malam begini, kedua iris sapphire-nya membulat.
“Sasuke?” kata Naruto tak percaya. “Mau apa kau kemari?” Pertanyaan bodoh–seperti biasa.
“Mau mencekikmu.”
“HAH?”
“Tentu saja menjengukmu, Baka,” kata Sasuke. Namun, sayang, kata-kata itu tak mampu keluar dari bibirnya–entah kenapa. Akhirnya, yang dia katakan adalah, “Aku cuma mampir. Kebetulan lewat di sekitar sini.”
Naruto speechless. Sasuke apalagi.
Hah? Apa kebodohan Naruto menular padanya? Alasan macam apa itu? Si bungsu Uchiha itu merutuk dalam hati.
Naruto terpaku mendengar alasan-nyaris-tak-logis milik Sasuke. Bengong, lebih tepatnya. Sasuke jadi salah tingkah. Dia berdecak kesal dan memasang wajah semasam mungkin–untuk menutupi kegugupannya gara-gara lidahnya terpeleset, eh?
“Heh. Kau tidak mau mempersilakanku masuk?”
Sejenak Naruto masih setia dalam ekspresi konyolnya, namun dia buru-buru menguasai diri dan menyadari bahwa dia membiarkan Sasuke terus berdiri diluar pintu apartemennya.
“Oh, iya! Masuk saja! Maaf!”
Naruto menyingkir ke samping, memberi jalan agar Sasuke bisa masuk kedalam. Diam-diam senyumnya terkembang lebar saat si bungsu Uchiha itu berjalan melewatinya.
Setelah melepas alas kaki, Naruto membimbing Sasuke masuk ke ruang yang lebih dalam.
“Maaf, ya, apartemenku berantakan,” kata Naruto seraya memamerkan cengiran khasnya, dengan tangan yang menggaruk-garuk belakang kepala. Sasuke mengamati tempat dimana sang sahabat tinggal selama ini. Ini kali pertama dia mengunjungi apartemen Naruto. Apartemen itu tidak terlalu besar. Hanya terdiri dari pintu masuk, ruang tengah yang sekaligus menjadi ruang makan bagi Naruto–karena dia tinggal sendiri dan tak butuh ruang makan khusus–, dapur yang bersisian dengan kamar mandi dan toilet, kamar tidur, dan beranda yang merangkap sebagai tempat menjemur pakaian.
Dan, persis seperti yang dikatakan Naruto, tempat ini berantakan–ralat, sangat berantakan. Ada baju-baju entah kotor atau bersih yang tergeletak di meja ruang tengah, bekas bungkus-bungkus ramen instan di sudut-sudut ruangan, gulungan-gulungan entah apa isinya yang bertebaran diatas lantai, juga berbagai macam barang lain yang Sasuke tak mau repot menyensus semuanya–namun matanya menyipit saat mengenali sebuah mantra peledak tercecer begitu saja dan nyaris dia injak. Huh, apa Naruto berniat membunuhnya serta meledakkan apartemen ini sekaligus?
Sasuke mendengus kesal melihat pemandangan ini. Dia juga tinggal sendirian, tapi dia tak akan pernah membiarkan rumahnya begitu berantakan hingga terasa menyesakkan mata. Bagaimana bisa Naruto hidup dalam gunungan sampah dan debu seperti ini?
“Ini kaubilang berantakan? Lebih mirip rumah yang ditelantarkan bertahun-tahun,” ejek Sasuke sarkastis. Jleb! Ucapannya selalu menancap bagai pisau belati, seperti biasa.
“Hehe, kalau kau mau, silakan bersihkan,” Naruto hanya meringis menghadapi celaan Sasuke. Dia meraih beberapa bungkus bekas ramen terdekat dan membawanya ke dapur. “Duduk saja disana, Sasuke! Akan kubuatkan ramen!” teriaknya.
Sasuke menatap lantai yang nyaris tak memiliki ruang bahkan untuk sekadar duduk. Benar-benar parah si Naruto ini. Seharusnya–
PRAAANG!
Sasuke terperanjat. Dia buru-buru berlari menuju dapur, tempat asal suara itu. Disana, dia menemukan Naruto yang berpegangan pada sisi kulkas mini-nya sambil memegang kepala. Pecahan mangkuk terserak disekitar kakinya.
Sasuke nyaris lupa bahwa Naruto sedang sakit.
“Ck! Kau ini harusnya tiduran saja sana!”
“Aku tidak apa-apa, kok. Tenang saja,” Naruto mencoba tersenyum walau gagal. “AUW!” jeritnya, saat kakinya yang sembarangan melangkah menginjak pecahan mangkuk. “Sial! Aduuhh!”
“Jangan bergerak lagi, Naruto Bodoh!” Sasuke buru-buru menghampiri, lalu mengangkat kaki Naruto yang terkena pecahan mangkuk.
“Huah! Mau apa kau?” teriak Naruto kaget. Dia buru-buru berpegangan lagi pada kulkas karena tubuhnya oleng saat Sasuke menarik sebelah kakinya. Saat ini, Sasuke tengah berjongkok di depannya.
“Menarik pecahan mangkuknya, Bodoh,” desis Sasuke tajam. Dia mengerutkan alis saat merasakan suhu tubuh Naruto yang diatas normal saat menyentuh kaki si penggila ramen itu. Bagaimana bisa dia masih mampu berjalan dengan suhu tubuh setinggi ini? “Bodoh. Kau ini benar-benar tidak bisa menjaga tubuh, ya?”
“Bisakah kau berhenti memanggilku ‘Bodoh’? Namaku Naruto!” sungut Naruto kesal.
“Kau memang pantas dipanggil seperti itu. Jadi, diamlah!” Sasuke kini menarik pecahan kaca yang menancap di telapak kaki Naruto, sementara si shinobi pirang itu merengut kesal. Karena pecahannya tidak terlalu besar dan tidak menancap terlalu dalam, Sasuke bisa dengan mudah menariknya. “Kau punya alkohol atau obat luka?”
“Eeh? Umm, kelihatannya tidak ada…”
“Jangan bilang kau juga tidak punya perban–”
“Memang tidak,” potong Naruto cepat.
Rasanya Sasuke ingin menjitak kepala Naruto saat itu juga. Tapi, berhubung sekarang bukan momen yang tepat, niatnya pun urung. Dia melesat keluar dapur dan kembali dengan selembar kaus milik Naruto. “Aku minta ini,” tegasnya.
Kedua alis Naruto terangkat. “Untuk apa?”
“Untuk ini.”
Tanpa ba-bi-bu, Sasuke merobek kaus malang itu. Naruto bengong.
“AAAAAH! TEMEEEEE~ ITU KAUS KESAYANGANKU, TAHUUUU!”
Yah, bagaimanapun, Naruto dan Sasuke jika dipertemukan dalam satu ruang sama, tak akan pernah melewatkan waktu tanpa pertengkaran seperti ini, ‘kan?
.
~ MENJENGUK SEORANG TEMAN ~
.
Setelah terjadi perdebatan sengit yang cukup lama, akhirnya Sasuke menang–seperti biasa–dan berhasil menyeret Naruto untuk berbaring di ranjang. Kekeraskepalaan Naruto memang selalu sukses menguras kesabaran Sasuke dan melunturkan sikap stay cool­-nya.
Setelah mengompres kening Naruto dengan kain lap hangat, Sasuke berjalan menuju dapur.
“Apa kau punya makanan lain selain ramen, Naruto?” Sasuke bertanya dengan suara agak keras. Dia mengedarkan pandang ke seluruh penjuru dapur mini itu, tapi nyaris tak ada yang dia temui disana kecuali beberapa peralatan masak dan makan sederhana. Tidak ada bahan makanan sama sekali.
Jawaban yang dia dengar hanya racauan Naruto dari ruangan sebelah–kamarnya. Sasuke melangkah menuju kulkas dan setelah membukanya, dia menarik napas panjang. Disana hanya ada berbungkus-bungkus ramen instan dan beberapa kotak karton susu ukuran besar.
“Astaga, Dobe…” desah Sasuke frustasi. Dia menggeleng-gelengkan kepala, tak habis pikir. Bagaimana bisa dengan makanan seperti ini Naruto tetap sehat dan segar bugar setiap hari–bahkan terlihat seperti anak hiperaktif seperti itu?
Si bungsu Uchiha menutup pintu kulkas. Harusnya dia turuti saja kata-kata Kakashi untuk membawakannya buah-buahan tadi.
.
~ MENJENGUK SEORANG TEMAN ~
.
“Makan ini.”
Naruto melirik kearah mangkuk yang disodorkan Sasuke dengan tak berminat, lalu melirik pada orang yang tengah menyodorkan mangkuk kearahnya.
“Ramen?”
“Bubur.”
“Tidak mau.”
“Makan.”
“Ogah.
“Aku sudah membuatkannya. Kau harus memakannya, Naruto.”
“Aku bilang, aku tidak mau, Sasuke.”
“Makan atau kusita semua ramen instanmu,” ancam Sasuke kesal. Dia bukannya sudi membujuk Naruto untuk makan begini. Tapi, entah kenapa ada perasaan aneh yang menyuruhnya untuk tetap tinggal dan memaksa Naruto makan, alih-alih pulang ke rumah seperti yang sudah dipikirkannya sejak tadi.
Naruto membelalak mendengar ancaman itu. Sukses, rupanya. Dengan malas, Naruto bangkit duduk, menyandarkan punggungnya ke sandaran tempat tidur. Dia mengambil-alih mangkuk berisi bubur dari tangan Sasuke.
Naruto mengernyit. “Ini bubur apa gumpalan lumpur, sih?”
“Dimana-mana bubur memang seperti itu, Bodoh. Sekarang, makan.”
Bibir Naruto maju-mundur, menggerutu panjang lebar. Dia mencoba sesuap bubur pertama dan ekspresinya seolah dia memakan katak hidup-hidup. Mungkin bubur itu akan dimuntahkannya jika deathglare dari sang Uchiha tidak menghentikannya.
Dengan sangat susah payah–dan amat terpaksa–Naruto menelan bubur itu.
Sementara Naruto sibuk menghabiskan ‘gumpalan lumpur’-nya, kedua obsidian Sasuke terpaku pada bingkai foto yang ada di meja kecil di sisi ranjang. Itu adalah satu-satunya benda di kamar itu yang bebas debu. Dia bisa melihat dirinya sendiri disana, bersama dengan Naruto, Sakura, dan Kakashi. Foto Tim Tujuh.
Senyum tipis terkembang di bibirnya.
“Hmmph, hmmph.”
Sasuke menoleh saat Naruto menepuk-nepuk lengannya dengan kasar. Dilihatnya si shinobi pirang itu mencoba menelan suapan terakhir dengan wajah pucat. Naruto memberi isyarat tangan untuk mengambilkannya minum, dan Sasuke dengan ogah-ogahan mengambilkannya.
“Sekarang, minum obat.”
Naruto langsung memasang mimik horor, tapi Sasuke mengabaikannya. Dia mengangsurkan beberapa butir pil obat yang dibelinya di Rumah Sakit Konoha barusan dan segelas air.
“Kalau kau ingin membunuhku, mending lewat pertarungan saja, Sasuke,” keluh Naruto hiperbolis.
“Sudah, minum saja!” desak Sasuke tak sabar. Naruto meminum obatnya dengan gerutuan-gerutuan panjang–lagi. Sasuke melipat tangan di depan dada, memperhatikannya dengan intens. “Kau ini seharusnya banyak makan buah dan sayur.”
“Gah, cukup! Aku sudah mendengarnya berulang kali dari Kakashi-sensei!” Naruto menyumpal kedua telinganya dengan tangan, menolak mendengar wejangan Hidup Sehat Part II ala Sasuke setelah dia mendapatkannya berulang kali dari Kakashi.
“Jangan makan ramen saja! Makanya, kau jadi bodoh begini.”
“Itu tak ada hubungannya–”
“Beberapa kandungan vitamin dan zat kimia pada buah dan sayur terbukti bisa meningkatkan kemampuan otak,” potong Sasuke sambil menyeringai. Skak mat. Naruto hanya bisa mendumel tanpa bisa memberi serangan balasan.
“Kau menyebalkan. Kalau sedang irit bicara, menyebalkan. Tak kusangka kalau sedang banyak bicara, ternyata kau lebih menyebalkan lagi!”
Memangnya gara-gara siapa aku begini, hah?”
“Heh? Aku, ya?”
“Cih.”
.
~ MENJENGUK SEORANG TEMAN ~
.
Warna wajah Naruto sudah lebih baik–tidak sepucat tadi. Dan kelihatannya, efek samping dari obat yang diminum Naruto sudah muncul. Si pemuda penggila ramen itu mulai mengantuk, yang membuat Sasuke bersyukur karena hal itulah yang menghentikan perdebatan panjang tanpa ujungnya dengan Naruto.
Naruto menghempaskan kepalanya diatas kasur dengan nyaman, lalu memejamkan mata. Mungkin dia sudah agak baikan dan sekarang butuh istirahat.
Sasuke menatap sang sahabat lekat-lekat. Alisnya berkerut dalam. Seumur hidup, ini adalah pertama kalinya dia mengurusi orang sakit. Saat dia masih memiliki keluarga, justru dialah yang sering diurusi ketika sakit. Dia baru menyadari bahwa merawat orang yang sakit itu sangat melelahkan, terutama jika Naruto adalah si orang sakitnya. Namun–
“Sasuke.” Suara parau Naruto memanggilnya. Rupanya dia belum tidur. Sasuke tak berminat menoleh. Dia masih asyik berdiri di pintu beranda kamar Naruto, menerawang jauh dengan angin-angin malam yang memanja tubuh.
“Hn?” respon Sasuke datar, tanpa mengalihkan pandang dari titik pandangnya.
“Terima kasih sudah menjengukku.”
Tubuh Sasuke menegang sejenak. Dia memutar tubuh, menatap senyum tulus di wajah bersimbah peluh itu. Namun, beberapa detik setelahnya, dia bisa mendengar dengkur halus dari rekan setimnya. Kecepatan Naruto dalam terjun ke dunia mimpi memang patut diacungi jempol. Tapi, Sasuke justru bersyukur. Karena saat itu, dia tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.
.
.
–namun, itu hal membuatnya merasa berguna. Merasa dibutuhkan. Dan menghangatkan hatinya.
“Sama-sama, Naruto.”
.
.
.
.
.
~ FIN ~
.
Iseng publish di blog, nih. Hehe. Biar blog saya nggak sepi begini -_-
.
.
.
OMAKE
.
Esok paginya, Naruto terbangun dengan tubuh segar bugar. Dia menggeliat seraya menarik kedua tangannya keatas, lalu menguap lebar. Pusing di kepalanya sudah lenyap tak berbekas, dan pandangannya tak lagi kabur seperti kemarin. Dia melompat turun dari ranjang. Cengirannya terkembang saat merasakan tubuhnya sudah bisa bebas bergerak seperti sedia kala.
Naruto jelas tak akan melupakan jasa seseorang yang membuatnya sembuh sekarang. Kepalanya menoleh ke semua sudut, mencari-cari. Dia berlari keluar kamar dan memeriksa tiap ruangan di apartemennya.
Ah, kelihatannya Sasuke sudah pulang.
Naruto menghentikan langkah. Entah bagaimana, dia baru menyadari bahwa apartemennya kini begitu bersih dan terawat. Tak ada lagi benda-benda berserakan di lantai dan dimanapun yang bukan pada tempatnya. Bahkan lantai kayunya mengkilap tanpa debu. Semua pemandangan ini membuatnya ternganga. Dia tak bisa membayangkan bagaimana Sasuke rela bersusah-payah membersihkan seluruh penjuru apartemen miliknya. Apa itu hanya karena Sasuke yang perfeksionis, atau ucapan bercandanya kemarin ditanggapi serius oleh Sasuke? Ah, entahlah. Kadang-kadang pikiran Sasuke bisa sangat tidak dimengerti.
Naruto tersenyum lebar. Apalagi saat melihat beberapa onigiri ukuran besar tersaji diatas piring yang tertutupi oleh plastik, beserta beberapa buah apel disisinya, serta selembar memo berisi tulisan tangan Sasuke.
.
Mengurusmu itu merepotkan. Jangan sampai sakit lagi.
P.S.: Makan ini, Baka.
P.S.-nya P.S.: Sekarang kau punya hutang 10 kilogram tomat padaku.
.
Dengan hati riang gembira, Naruto melahap onigiri buatan sang sahabat sembari tersenyum kecil. Dia membaca memo itu berulang kali. Enak! Onigiri ini sangat enak! Dan tiap ulah Sasuke semenjak kemarin membuat onigiri ini menjadi makanan terenak yang pernah dia makan!
Ujung mata Naruto berair.
Andai sahabatnya masih disini, tentu akan dia peluk erat-erat–tak peduli jika nanti terkena chidori sebagai akibatnya.

Rabu, 21 Desember 2011

Ras Dalam BLEACH

Di dalam dunia BLEACH, terdapat banyak ras selain ras manusia. Berikut ini adalah beberapa ras dalam dunia Bleach serta penjelasan singkat tentang mereka.
 
1. Manusia
Manusia di BLEACH tidak jauh beda dengan penduduk Jepang modern, dan paling tidak bisa melihat atau merasakan roh-roh tanpa tubuh dengan cara apapun. Roh bisa, bagaimanapun, mendiami tubuh manusia buatan yang disebut Gigai yang terlihat seperti manusia biasa. Satu dari 50.000 manusia adalah media dengan beberapa kesadaran hantu di dekatnya, tetapi hanya sepertiga dari ini dapat melihat mereka dengan jelas, dan hanya yang terkuat dari mereka yang dapat berbicara atau bersentuhan dengan hantu. Manusia tertentu yang unik, secara alami memiliki, baik kekuatan untuk merasakan dan kekuatan untuk bertarung dengan roh. Manusia biasa dapat memperoleh kemampuan untuk berinteraksi dengan roh-roh dengan menghabiskan waktu disekitar sumber energi spiritual yang besar. Contohnya adalah Orihime Inoue, Ishida Uryuu, dan Yasutora Sado, yang mengalami peningkatan energi spiritual karena mengalami kontak dengan Ichigo Kurosaki.





 
2. Plus 
 
Hantu jinak di BLEACH dikenal sebagai “Plus”, atau roh orang yang telah meninggal. Sebuah rantai, yang dikenal sebagai 'Rantai Nasib', menonjol dari dada dan mengikat Plus ke suatu objek, lokasi, atau orang yang dekat dengan mereka semasa hidup. Jiwa mereka dapat bergerak bebas jika rantai rusak, tapi ini juga menyebabkan rantai untuk menimbulkan korosi. Biasanya, Plus dikirim ke Soul Society oleh Shinigami dalam ritual yang disebut “Konso” (penguburan jiwa), sebelum korosi menjadi signifikan. Jika 'Rantai Nasib' terkorosi seluruhnya sebelum penguburan jiwa dapat dilakukan, sebuah lubang akan terbentuk di dada jiwa di mana rantai pernah berlabuh. Jiwa tersebut gila dan menjadi hantu jahat yang dikenal sebagai Hollow. Jika 'Rantai Nasib' robek dengan sengaja, ini juga menyebabkan degradasi spiritual.


3. Shinigami 
Shinigami (“Soul Reaper” dalam edisi bahasa Inggris resmi, “God of Death” di sebagian besar versi subtitle) adalah psychopomps BLEACH. Mereka adalah jiwa dengan kekuatan spiritual batin, yang direkrut dari jajaran penduduk dan bangsawan dari Soul Society. Seperti semua roh, mereka tidak dapat dideteksi oleh manusia normal. Shinigami menggunakan zanpakutō mereka, sebuah pedang supranatural yang merupakan manifestasi dari kekuasaan pemiliknya, untuk melakukan penguburan jiwa di Plus. Shinigami juga menggunakan zanpakutō dan sihir dikenal sebagai “Kido” untuk melawan musuh mereka, Hollow.


4. Visored
Sekelompok Shinigami yang juga memiliki kekuatan Hollow yang diperoleh melalui cara ilegal, mendapatkan topeng seperti Hollow yang dapat dilepas, dan akses ke kemampuan Hollow tertentu. Semua Visored sebelumnya telah diasingkan dari Soul Society ke dunia manusia.


 5. Hollow 
Hollow adalah antagonis utama di BLEACH. Mereka adalah hantu jahat yang tinggal di Hueco Mundo, tetapi perjalanan ke dunia hidup untuk memakan jiwa-jiwa yang hidup dan mati disana. Seperti Shinigami, Hollow terbuat dari materi spiritual dan tidak dapat dideteksi oleh manusia biasa. Sementara mayoritas Hollow dapat diatasi oleh Shinigami kebanyakan, ada beberapa yang bahkan melampaui kekuatan Shinigami yang paling elit. Semua Hollow normal memakai masker putih, tetapi sekelompok kecil Hollow telah melanggarnya dengan melepas sebagian besar topeng dan menjadi Arrancar. Dengan menghancurkan topeng mereka, Hollow kadang-kadang mendapatkan bentuk seperti manusia, dan mendapatkan akses ke kekuatan Shinigami.


 
6. Quincy 
 
Quincy adalah klan spiritual manusia yang pernah berjuang melawan Hollow. Menggunakan senjata yang terdiri dari energi spiritual untuk membunuh mereka. Berbeda dengan Shinigami, Quincy menyerap dan menyalurkan energi dari lingkungan mereka untuk berperang. Berbeda dengan metode Shinigami membunuh Hollow yang memungkinkan Hollow untuk memasuki Soul Society, teknik Quincy melenyapkan jiwa Hollow sepenuhnya. Metode ini memiliki kecenderungan untuk menghancurkan keseimbangan alam semesta, karena ketika jiwa-jiwa dihancurkan, jumlah jiwa yang memasuki dan meninggalkan Soul Society tidak bisa tetap sama. Masalah ini mendorong Shinigami untuk melakukan kampanye untuk membasmi Quincy sekitar 200 tahun sebelum jalan cerita utama. Setidaknya dua Quincy masih tetap hidup, yaitu Uryuu Ishida dan Uryuu Ryuuken.


7. Jiwa Buatan
Jiwa Buatan adalah jenis dari jiwa yang diproduksi secara massal oleh Shinigami. Dikeluarkan dalam bentuk pil, mereka digunakan untuk memaksa keluar Shinigami dari Gigai mereka selama tetap berlarut-larut di Dunia Manusia, dan juga untuk mengusir Plus itu. Menolak untuk meninggalkan tubuh mereka setelah kematian. Mereka datang dengan kepribadian yang diprogram untuk menjiwai tubuh inang sampai si pemilik kembali. Selain versi biasa, serangkaian jiwa eksperimental resmi dan diciptakan oleh peneliti Shinigami. Dikenal sebagai 'Mod Soul', ini dimaksudkan untuk berburu Hollow dengan memiliki tubuh manusia tanpa jiwa dan supercharging aspek tertentu dari mereka (misalnya, kekuatan atau kecepatan). Shinigami memutuskan untuk memo proyek karena kebiadaban memaksa mayat untuk melawan, dan memerintahkan penghancuran semua jiwa buatan. Hanya ada satu jiwa modifikasi ada di manga, tetapi ada tiga karakter seperti di anime.


8. Bount 
Bount hanya muncul di anime, merupakan klan Manusia dengan energi spiritual yang tinggi dan memiliki kekuatan khusus. Mereka sengaja diciptakan oleh para ilmuwan Shinigami yang mencari cara untuk menciptakan kehidupan yang kekal. Bount mengkonsumsi jiwa manusia untuk bertahan hidup. Secara teoritis, Bount bisa hidup selamanya dengan melakukannya. Meskipun Bount memiliki aturan ketat untuk hanya mengkonsumsi jiwa-jiwa orang mati, kelompok terakhir Bount memilih untuk menguras jiwa dari manusia hidup untuk menjadi lebih kuat. Setiap Bount menggunakan "Doll" dalam pertempuran, tiap jenis memiliki semangat akrab dan kemampuan khusus sendiri. Setiap Doll adalah unik dan merupakan manifestasi dari kekuatan pengguna. Jika Doll rusak, maka pemiliknya hancur juga.


 
9. Blank 

Blank muncul di dalam movie “Bleach: Memories of Nobody”. Blank adalah jiwa-jiwa yang telah kehilangan ingatan mereka dan berada di 'Lembah Jeritan'. Blank secara naluriah tertarik pada kenangan. Ganryu dari Dark Ones ingin menggunakan Blank dalam komplotan untuk runtuhnya dunia manusia dan Soul Society bersama-sama dengan memikat mereka dengan Senna, alias Shinenju (Memori Rosario).



 
10. Togabito
Togabito pertama kali diperkenalkan pada BLEACH: Bab Neraka. Togabito adalah penghuni neraka. Makhluk-makhluk ini dilengkapi dengan berbagai rantai panjang yang mencakup seluruh tubuh mereka, yang memenjarakan mereka di neraka.



11. Tōjū 
Roh zanpakutō yang telah kehilangan pemiliknya dan sekarang mengembara, tersesat, dan bingung.


Hotaru (Keikoku) - Samurai Deeper Kyo

Introduksi


Hotaru, yang juga dikenal sebagai Keikoku, adalah anggota Klan Mibu dan saudara tiri Shinrei-saudara seayah yang berbeda ibu. Dia merupakan salah satu anggota Goyousei. Dan di masa lalu, dia adalah salah satu anggota Shisheiten, bersama Kyo 'Si Mata Iblis', Akira, Akari, dan Bontenmaru. Nama 'Keikoku' dia dapat dari Yuan, gurunya yang juga merupakan anggota Taishirou.







Kepribadian





Sifat dominan yang dimiliki Hotaru adalah acuh tak acuh, berwajah stoic alias tanpa ekspresi, blak-blakan, dan sering bersikap bodoh karena kepolosannya. Beberapa contoh dari ini adalah ketika dia bertarung dengan Kyo, dia membuat pidato panjang lalu lupa apa yang dia maksudkan. Atau ketika dia memimpin kelompok Kyo menuju istana Onmyouden dan ketika ditanya arah, dia mengatakan mereka hanya perlu berjalan lurus ketika satu-satunya jalan yang ada memang hanyalah jalan lurus. Atau ketika dia bertarung melawan Yuan, yaitu saat Yuan meremehkannya dengan mengatakan dia bisa mengalahkan Hotaru hanya dengan sebelah kaki saja, Hotaru mengatakan dia akan mengalahkan Yuan hanya dengan satu jari (dan dia langsung dijitak Anthony karena hal itu jelas-jelas tidak mungkin), dan lain sebagainya.
Hotaru juga ditunjukkan memiliki sifat cukup tertarik pada hewan, terutama ulat bulu. Contohnya, pada saat anggota Shiseiten lain kecuali Kyo sedang bertarung melawan pasukan khusus Mibu, dengan santainya Hotaru meletakkan pedang dan bermain dengan ulat bulu menggunakan ranting kayu yang entah didapatnya darimana. Atau ketika dia mendekati kucing hitam milik Fubuki saat sampai di Istana milik Hishigi. Dan saat kelompok Kyo bergabung bersama beberapa anggota Sanada Jyuyushi dan memakan beruang yang ditangkap oleh Kosuke, Hotaru menunjukkan sikap menantang bahkan seolah hendak menantangnya bertarung-mungkin karena dia merasa kasihan pada beruang itu. Dan ketika berada di China, Hotaru ditampilkan duduk akrab dengan seekor panda.
Selain itu, Hotaru cukup perhatian pada anak-anak. Hal ini terlihat ketika dia melihat Antera-alias Anju Mibu-salah satu anggota Junishinsho, menangis. Hotaru memberinya baling-baling bamboo yang dia dapat dari Yuan. Meski awalnya Antera senang dan berhenti menangis, ketika Hotaru mengatakan dia habis digigit ulat bulu setelah memegang baling-baling bamboo itu, Antera langsung kesal padanya.
Walaupun Hotaru membenci seluruh anggota klan Mibu, dia mengaku tidak membenci Taihaku, pemimpin Goyousei yang tewas dibunuh Fubuki. Sebaliknya, setelah mengetahui bahwa Fubuki-lah yang membunuh Taihaku, Hotaru membenci Fubuki. Hal ini terlihat saat dia melawan Haira dan ditanyai siapa orang yang dia benci, dan muncullah sosok Fubuki palsu di hadapannya-meski Hotaru tidak ingat siapa namanya. Dan terutama, karena Shinrei sangat mempercayai Fubuki yang telah menjadi gurunya selama ini.

Sejarah


Sejak berumur lima tahun, ayah Hotaru telah mengirimkan pemburu bayaran untuk membunuhnya. Hal ini membuat Hotaru membenci semua hal dan ingin menjadi kuat-yang dia yakini, menjadi kuat berarti harus menyendiri. Dia akhirnya ditemukan oleh Yuan, salah satu anggota Taishirou, yang kemudian melatihnya dan menjadikannya murid-meski sampai sekarang Hotaru tak pernah menganggapnya sebagai guru, begitu pula sebaliknya.

Nama 'Keikoku' adalah pemberian dari Yuan, setelah berbagai nama yang dia usulkan-Nejikko dan Sakuragaban-ditolak mentah-mentah oleh Hotaru yang langsung mengayunkan pedang kearahnya. Hotaru juga dibawa pulang ke rumah Yuan, dan diperkenalkan pada anggota keluarganya yang lain. Meski Hotaru tak pernah mau membaur, dan ujung-ujungnya adalah keluarga Yuan tidak makan selama lima hari karena Hotaru juga menolak makan. Namun, setelah dia dimarahi oleh Anthony dan dinasehati oleh Anri, akhirnya Hotaru memakan makanan itu-dengan dalih bahwa dia tak akan bisa mengalahkan Yuan kalau tidak bertambah kuat dengan menambah tenaga. Dia makan menggunakan mangkuk dengan gambar seekor ayam sombong, yang mencerminkan dirinya.
Setelah berhasil menjadi anggota Goyousei dan menantang Aka no Ou-meski dia langsung dikalahkan dengan mudah, Hotaru pun keluar dari klan Mibu untuk memata-matai Kyo 'Si Mata Iblis', dan menjadi anggota Shiseiten. Sekalipun Hotaru tak pernah berpikiran untuk kembali ke rumah Yuan atau menyesal telah meninggalkan keluarga itu tanpa pamit. Tapi, setelah akhirnya kembali ke tempat itu dan mendapati tak ada begitu banyak yang berubah banyak-terutama dia yang tetap memakan dengan mangkuk ayam sombongnya, Hotaru menyadari bahwa mangkuk itu telah pudar dan cukup rapuh. Dia pun akhirnya sadar bahwa dia merindukan tempat itu.
Sejak awal, Yuan yang menganggap Hotaru hidup membenci segala hal di dunia, dan selalu beranggapan kekuatan itu hanya bisa didapatkan dengan kesendirian, akan menjadi orang yang paling kuat saat akhirnya menemukan tempat dan orang-orang yang dia sayangi. Bagaimanapun, akhirnya Hotaru mengakui bahwa Yuan adalah guru terbaiknya.


Hotaru adalah salah satu anggota Goyousei dari Mibu dan dikirim untuk memata-matai Kyo. Dia memiliki kekaguman besar pada Kyo yang dingin dan haus darah, serta membenci sisi lembut Kyo yang telah berkembang setelah bertemu dengan Yuya saat mereka berhadapan di Gerbang Pertama. Dia juga membenci saudara tirinya, Shinrei-anggota Goyousei lain-karena Shinrei adalah "anak yang diinginkan", sementara dia adalah anak tidak sah dari selir ayahnya.Meskipun Shinrei tidak mengetahui fakta ini, seluruh hidup Hotaru tampaknya berpusat pada permusuhan dengan kakaknya. Semua yang dia lakukan berlawanan dengan Shinrei. Dimana Shinrei menggunakan air-ayah mereka menjadi Guru dari Sekolah Ryuu Saikyou Muryou, sekolah air dari Mibu-Hotaru memilih untuk mengendalikan api. Dimana Shinrei bersumpah untuk menegakkan kehormatan dan harapan dari Klan Mibu, Hotaru memberontak dan berkhianat. Dimana Shinrei mencari kekuatan melalui persahabatan, Hotaru mencari kekuatan melalui kesendirian. Hal ini mendorong dia untuk bertempur melawan Kyo, karena ia percaya bahwa mereka berdiri diantara dirinya dan kesendirian yang diperlukannya untuk mendapat kekuatan sejati.Hotaru dikalahkan oleh Kyo di Gerbang Pertama dan menjadi "budak" Kyo-yang harus menuruti semua keinginan si Mata Iblis itu. Dia tetap berada di belakang dalam rangka untuk memulihkan diri dari cedera setelah bertarung mati-matian melawan Kyo, tapi akhirnya berhasil menyusul  Kyo dan teman-temannya ketika Kyo akan segera dikalahkan oleh Shinrei di Gerbang Kelima. Hotaru bertarung dengan saudara tirinya dan, dia terkejut, saat menemukan bahwa Shinrei sudah tahu bahwa mereka bersaudara. Selain itu, Shinrei adalah orang yang meyakinkan ayah mereka untuk berhenti mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh Hotaru dan bahkan berhasil membuat Hotaru diterima sebagai salah satu anggota Goyousei, terutama karena Shinrei ingin menghadapi Hotaru sebagai saudara satu-satunya.
Hotaru dikalahkan oleh Shinrei, yang hanya memukulnya hingga pingsan sambil berpura-pura membunuhnya. Ketika Shinrei hampir dibunuh oleh Kyo, Hotaru melindungi dia. Hotaru kemudian bergabung kembali Shiseiten untuk bertempur dengan gurunya, Yuan, dan sisa anggota Klan Mibu lainnya. Mata kanan Hotaru akan berubah menjadi merah ketika alam bawah sadarnya yang terbangun.Hotaru, setelah menyadari bahwa ia tidak sendirian di dunia ini, menjadi sangat prihatin dengan melindungi dan menyelamatkan orang-orang yang dia sayangi, meskipun ia tidak menunjukkannya secara langsung. Dia menyebut Kyo "seorang rekan seperjuangan" dan mencoba sekuat tenaga untuk melindunginya. Dia juga menjadi berteman Benitora, Sasuke, Yuya, dan Yukimura.
Juga, hubungannya dengan Shinrei menjadi jauh lebih dekat. Meskipun mereka berdua mengaku masih saling membenci, pertengkaran mereka jauh lebih mirip dengan persaingan antar saudara. Sepanjang manga, Hotaru terus mengatakan bahwa ia membenci air dan terus menggoda kakaknya, namun, dia telah menunjukkan bahwa ia sangat peduli padanya dan akan menyelamatkan dan membantu Shinrei kapan pun dia bisa.



Kekuatan

 
Hotaru, berlawanan dengan Shinrei, memilih untuk mengendalikan Api. Hal ini memungkinkan dia untuk memanggil api hitam, yang lebih panas daripada api normal, dan untuk menghasilkan perisai api yang solid untuk melindungi dirinya sendiri. Dia mengungkapkan banyak teknik, di antaranya meliputi: Chikewai (Hotaru menggunakan darah di wajahnya, untuk meningkatkan kekuasaannya), Shakuran Entai (ledakan api yang mencakup area yang luas), Kaho Enbu (perangkap musuh di perisai dengan api menyala di dalamnya, dan ketika musuh mencoba untuk keluar, itu menyebabkan backdraft besar), Mao En (memanggil api lebih besar dan lebih panas dari Shakuran Entai), Demon's Breath (panggilan hitam api dan tunas itu pada musuh-musuhnya), dan Hell Crush (mengelilingi dirinya dengan bidang besar api hitam dan meninggalkan sebuah kawah besar). Dalam pertempuran melawan gurunya, Yuan, ia menemukan jurus utamanya, Keikoku Kien (Hotaru menciptakan pusaran api yang mengelilingi lawannya dan melekatkan Chikewai pada lawannya yang membakar mereka sampai mati. Teknik ini juga dapat menerapkan Chikewai pada pasangan untuk meningkatkan keterampilan mereka). Dia berkelahi dengan pedang dua sisi: satu sisi berbentuk seperti katana, yang mirip berbentuk lain untuk belati panjang.


Source: http://www.samuraideeperkyo.wikia.com

Minggu, 18 Desember 2011

Vampire Knight

Vampire Knight (ヴァンパイア騎士, Vanpaia Naito) adalah sebuah shoujo manga karya Matsuri Hino, yang pertama kali dipublikasikan di majalah bulanan Jepang bernama LaLa pada bulan Januari 2005, dan masih berlanjut sampai sekarang. Dua CD drama telah dibuat untuk serinya, serta 26 buah episode adaptasi anime. Diproduksi oleh Studio Deen, serial anime Vampire Knight season pertama mulai ditayangkan di Jepang di TV Tokyo sejak 8 April 2008 hingga 1 Juli 2008. Untuk season kedua, ditayangkan di stasiun yang sama sejak 7 Oktober 2008 hingga 30 Desember 2008. Anime-nya banyak menggunakan seiyuu (pengisi suara) yang sama seperti yang dipakai untuk CD drama. Adaptasi anime yang memiliki lisensi untuk rilis di Amerika Utara adalah Viz Media, dan DVD-nya dirilis pada tanggal 20 Juli 2010. Ada pula seri light novel yang dirilis, yaitu ‘Ice Blue no Tsumi’ dan ‘Noir no Wana’. 




Details of Manga

Jenis: Manga
Judul: Vampire Knight
Mangaka: Matsuri Hino
Genre: Shoujo, school life, romantic, mystery, supernatural
Dipublikasikan pertama kali pada tahun: 2005 (Jepang), 2008 (Indonesia)
Dipublikasikan pertama kali oleh: Hana Yo Yume, LaLa (Jepang), HanaLaLa (Indonesia)
Diterbitkan oleh: Hakusensha (Jepang), PT. Elex Media Komputindo (Indonesia)
Jumlah tankoubon (komik satuan): 12 buah (ongoing)
Jumlah bab: 75 bab (ongoing)

Details of Anime

Jenis: Anime
Studio: Deen
Sutradara: Sayama Kiyoko
Karakter design: Nishida Asako
Naskah: Okada Mari
Musik: Haneda Takashi
Lagu pembuka: Futatsu no Kodou to Akai Tsumi by ON/OFF, Rinne Rondo by ON/OFF
Lagu penutup: Still Doll by Wakeshima Kanon, Suna no Ishiro by Wakeshima Kanon
Jumlah episode: Season 1 (Vampire Knight Guilty) berjumlah 13 episode
Seiyuu (pengisi suara): Yui Horie (Yuuki Cross), Miyano Mamoru (Zero Kiryuu dan Ichiru Kiryuu), Kishio Daisuke (Kaname Kuran), Chiba Susumu (Takuma Ichijou), Suwabe Junichi (Akatsuki Cain), Jun Fukuyama (Hanabusa Aidou), Minagawa Junko (Ruka Souen), Hoshi Souichirou (Senri Shiki), (Rima Touya), (Seiren), (Sayori Wakaba), Gouda Hozumi (Kaien Cross), Orikasa Rumiko (Shizuka Hiou)


xoOox

Seperti judulnya, kisah ini mengangkat kehidupan para vampir. Setting utamanya adalah Cross Academy, sebuah sekolah elit bersistem asrama yang menjadi tempat manusia sekaligus vampir menuntut ilmu. Di sekolah ini, siswa-siswinya dibagi menjadi dua kelas, yaitu Day Class dan Night Class. Mereka menggunakan fasilitas sekolah secara bergantian. Day Class seperti siswa-siswi pada umumnya, yang bersekolah dari pagi hingga sore hari. Sementara Night Class adalah kebalikannya, yang menggunakan fasilitas sekolah di malam hari.
Namun hal sebenarnya yang membedakan kedua kelas itu adalah, bahwa sesungguhnya Night Class adalah kelas untuk para vampir!
Tokoh utama cerita ini adalah Yuuki Cross, seorang gadis manusia yang merupakan putri angkat dari Kepala Sekolah, yang juga menjadi siswi di Day Class. Ketika berumur 5 tahun, Yuuki kehilangan ingatan dan tersesat di padang salju. Saat itu dia diserang oleh vampir, namun dia selamat berkat pertolongan seorang anak laki-laki yang  juga seorang vampir darah-murni, yaitu Kaname Kuran.
Kaname lalu membawa Yuuki menemui Kaien Cross, seorang Kepala Sekolah di Academy Cross. Kaien pun berbaik hati mengangkat dia sebagai anak serta tinggal bersama. Peristiwa itu membuat Yuuki mengetahui bahwa vampir benar-benar ada di dunia, serta mengetahui bahwa tidak semua vampir jahat setelah bertemu Kaname.  Yuuki pun mulai mencintai Kaname hingga sekarang. Sementara Kaname sendiri memiliki perhatian khusus pada Yuuki, hal yang tak lazim dilakukannya karena Kaname sangat waspada dan berhati-hati terhadap orang lain. Kaname juga menjadi satu-satunya vampir darah-murni di Night Class serta menjadi alasan bagi vampir lain untuk bergabung di kelas itu. Dia menjadi pemimpin di kelas itu, dan perhatian serta kelembutannya pada Yuuki sering menimbulkan kecemburuan, baik diantara siswa-siswi Night Class maupun Day Class.
Demi melindungi rahasia Night Class, Yuuki ditunjuk sebagai Guardian yang bertugas menjaga identitas asli dari mereka dari para siswa Day Class yang tak tahu apa-apa. Namun, Yuuki tidak sendirian. Ada juga Zero Kiryuu, seorang anak dari keluarga Vampire Hunter yang sangat membenci vampir, yang ditunjuk sebagai Guardian bersama Yuuki. Kebencian Zero disebabkan karena seluruh keluarganya dibunuh oleh vampir darah-murni 4 tahun silam. Zero menjadi satu-satunya korban selamat, dan akhirnya dibawa oleh Kaien ke rumahnya. Zero yang kehilangan semangat hidup dan dipenuhi kebencian dan dendam, diselamatkan oleh perhatian dan kehangatan yang ditawarkan oleh Yuuki. Alasannya dapat bertahan hidup hingga saat ini adalah keberadaan Yuuki yang senantiasa menemani dan menjaganya. Meski begitu, dendam yang tersimpan di hati Zero tak pernah sirna. Dia tak pernah berhenti berniat membunuh vampir yang membunuh keluarganya, kemudian mengakhiri hidupnya sendiri...
Ada satu hal yang tidak diketahui oleh Yuuki, bahwa setelah digigit oleh vampir darah-murni, Zero mulai berubah menjadi vampir. Selama 4 tahun ini, Zero dengan susah-payah menahan sisi vampir dan dahaganya, namun akhirnya dia kehilangan kendali dan menggigit Yuuki. Kenyataan itupun akhirnya diketahui oleh Yuuki, dan Zero berniat meninggalkan Cross Academy, namun Yuuki berhasil mencegahnya. Yuuki berjanji akan menghentikan Zero jika dia kelepasan kendali lagi. Maka Zero memberi Yuuki sebuah pistol anti-vampir, dan menyuruhnya menembak dengan pistol itu jika dia berniat melukai orang lain. Dan sejak saat itu, Yuuki pun memberikan darahnya secara sukarela pada Zero, dan merahasiakan identitas Zero yang kini hendak mendekati vampir “Level:E”.

xoOox
The Main Characters

Yuuki Cross/Yuuki Kuran


 Identitas Yuuki yang sebenarnya adalah Yuuki Kuran, yaitu adik Kaname. Dengan kata lain, dia adalah vampir darah murni. Ibunya menyegel ingatan serta mengubahnya menjadi manusia biasa. Dia yang kehilangan ingatan saat berumur lima tahun diserang oleh seorang vampir, namun diselamatkan oleh Kaname. Setelah itu, dia tinggal bersama Kepala Sekolah Cross Academy, Kaien Cross, dan diadopsi olehnya.
Salah satu siswa Day Class sekaligus Guardian di Cross Academy. Dia seorang gadis yang tegar, periang, dan lembut. Mencintai Kaname, namun setelah mengetahui bahwa dirinya adalah vampir darah murni dan pergi dari Cross Academy bersama Kaname, dia menyadari bahwa sebagian hatinya masih tertinggal pada Zero.

Zero Kiryu


Meski setahun lebih tua, Zero dimasukkan pada tahun ajaran yang sama dengan Yuuki sehingga mereka sekelas. Meskipun dia adalah vampir, dia dimasukkan ke Day Class agar tetap bisa melaksanakan tugas sebagai Guardian bersama Yuuki.
Meski Zero berwajah tampan, namun sikapnya yang dingin dan judes membuatnya ditakuti para gadis Day Class. Zero merupakan anak dari keluarga Vampire Hunter terkenal. Setelah Shizuka Hiou membunuh kedua orangtuanya dan mengubahnya menjadi vampir, Zero berambisi untuk membalas dendam pada Shizuka dan membenci semua vampir yang ada. Dia telah kehilangan hasrat hidupnya setelah kehilangan keluarga dan menjadi vampir. Namun keberadaan Yuuki yang selalu menemaninya membuatnya tetap bertahan. Meski dia kini adalah vampir, dia dapat menahan diri selama 4 tahun tanpa meminum darah. Dia tidak berubah menjadi vampir “Level:E” setelah meminum darah Kaname. Setelah mengetahui bahwa Yuuki adalah vampir darah-murni, dia berjanji akan tetap hidup untuk membunuhnya suatu hari nanti.
Dia memiliki adik kembar bernama Ichiru, yang juga selamat dan kini menjadi pelayan Shizuka.

Kaname Kuran


Sebenarnya, dia bukan kakak kandung Yuuki. Dia adalah leluhur Kuran generasi awal yang terkurung dalam peti mati selama ribuan tahun dan dibangkitkan kembali oleh Rido Kuran. Dia memasuki tubuh Kaname yang masih bayi.
Dia adalah satu-satunya vampir darah murni di Night Class, dan keberadannya lah yang membuat vampir-vampir lain mau bergabung di kelas itu sehingga dia menjadi pemimpin mereka.
Dia adalah sosok protagonis sejati jika berhadapan dengan Yuuki, namun bisa dengan mudah menjadi antagonis jika berhadapan dengan yang lain. Dia menganggap semua orang adalah musuh, dan hanya melepaskan semua kewaspadaannya kepada Yuuki. Sangat mencintai Yuuki, dan berniat hidup dalam sisa waktunya bersama Yuuki.